Pada tahun 1910, dua koki Cina di restoran Rairaken, Tokyo
memperkenalkan sebuah makanan baru berupa mie dengan kuah kaldu. Mereka
menyebutnya Soba atau Shina Soba. Shina adalah nama untuk merujuk Cina.
Soba adalah mie yang terbuat dari tepung yang merupakan bahan pokok
makanan Jepang. Kedua koki ini membuat adonan dengan kansui, air mineral
yang direbus, yang membuat mi jenis baru yang lebih panjang, lebih
kuning dan lebih lentur.
Tak hanya rasa dan teksturnya yang disukai orang Jepang. Tapi juga
apa yang sajikan secara implisit oleh mi itu. Sebagaimana Katarzyana
Joanna Cwiertka tulis di Modern Japanese Cuisine: Food, Power dan
National Identity, “Dengan berinteraksi fisik dengan Cina melalui
memakan makanan dan minuman Cina, orang Jepang jadi semakin dekat pada
gagasan tentang kerjaan.” Pada tingkatan yang lebih dalam, orang Jepang
memahami bahwa makan Shina Shoba berarti memakan musuh mereka. Dengan
demikian, itu berarti kanibalisme tanpa tulang dan tulang rawan.
Setelah kekalahan Jepang pada Perang Dunia II, kata Shoba kehilangan
pamornya. Sebagai peninggalan agresi imperialis dan keburtalan masa
perang terhadap Cina (yang memakan 20 juta jiwa), Shoba dianggap sebagai
penghinaan budaya. Maka namanya diubah menjadi Chuka Soba yang menjadi
lebih diterima sebab Chuka berbarti “ala Cina” atau “Chinese-style”. Mie
itu akhirnya memasuki jaman modern pada tahun 1985, ketika seorang
pengusaha bernama Momofuku Ando memperkenalkan versi kemasan pertama
dari makanan itu. Digoreng kering dan diberi rasa ayam, dikeringkan dan
ditekan menjadi bentuk balok, dan disebut dengan Chikin Ramen.
Kata itu diambil dari kata Cina la (menarik) dan mian (mi). Dan
dengan segera berubah menjadi Ramen. Setelah awalan yang lambat, Ramen
berkembang menjadi fenomena dunia, dari Amerika hingga Ukraina, dalam
variasi yang tanpa batas. Kari, udang, sayuran, bahkan lemon pedas.
Dikarenakan harganya yang murah dan menyiapkannya yang gampang, mi itu
menjadi makanan pokok para pelajar, seniman dan musisi dimanapun
berada. Pada tahun 2005, 85.7 triliun bungkus Ramen dinikmati oleh orang
setiap tahun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar